Saturday, March 06, 2004

ICEBERRRRRGGGGG !!!

ICEBERGHal yang paling ditakuti oleh para pelaut selain batu karang adalah gunung es atau iceberg. Iceberg merupakan pecahan lapisan es di kutub yang mencair. Bongkahan tadi hanyut mengikuti arus air laut. Kapal bisa karam dengan cepat jika menabrak gunung es tersebut, apalagi kalau kapalnya terbuat dari kayu.

Revolusi industri melahirkan perubahan besar-besaran dalam industri perkapalan. Kapal modern tercipta dengan ukuran yang lebih besar dan penggunaan baja untuk konstruksi kapal. Dengan lambung kapal yang terbuat dari baja, resiko kapal karam karena menabrak batu karang atau gunung es dapat diminimalisir. Tapi bukan berarti kapal tersebut akan selalu tahan terhadap bencana tadi.

Dari gambar di sebelah terlihat bahwa sebagian besar iceberg berada di bawah permukaan laut. Bagian inilah yang sering membuat robek bagian lambung kapal dan menenggelamkan kapal. Untuk mengantisipasi hal ini, insinyur perkapalan mendesain lambung kapal dengan plat baja yang lebih tebal. Sebelumnya dilakukan pengujian kekuatan plat baja tersebut di laboratorium untuk mengetahui ketahanan plat baja tersebut terhadap beban impact (benturan). Hasilnya adalah Titanic, sebuah kapal yang diyakini tidak akan tenggelam.

Tapi apa yang terjadi? Titanic tenggelam karena menabrak gunung es pada pelayaran perdananya dan menewaskan lebih dari 1500 penumpang dan awaknya. Dimana letak kesalahannya? Apakah ada yang salah dengan perhitungan para insinyur dalam mendesain kapal tersebut? Mengapa lambung kapal dapat dengan mudah robek? Bukankah sebelumnya telah dilakukan pengujian?

Pertanyaan tersebut terjawab oleh para ahli metalurgi yang mengatakan bahwa sifat fisik baja dipengaruhi oleh temperatur. Pada temperatur rendah baja menjadi lebih getas (brittle) dibandingkan pada temperatur kamar. Pengujian ketahanan plat baja terhadap beban impact dilakukan pada temperatur kamar, pada temperatur tersebut baja cukup ulet (ductile) sehingga dapat menahan beban benturan hebat. Tetapi kenyataannya plat baja tersebut membentur gunung es pada temperatur rendah di bawah nol derajat celcius. Pada temperatur ini sifat fisik baja berubah menjadi lebih getas sehingga ketahanannya terhadap beban impact jauh berkurang. Akibatnya ketika menabrak gunung es, plat baja tersebut retak dan retakannya menjalar cepat merobek lambung kapal.

Saat ini plat baja yang digunakan untuk lambung kapal telah jauh lebih canggih sehingga baja tersebut tetap ulet alias tidak getas pada temperatur rendah. Namun bukan berarti kapal menjadi aman saat menabrak gunung es. Sistem navigasi modern dapat memberikan informasi tentang keberadaan gunung es sehingga nahkoda dapat mengambil jalur pelayaran yang aman.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home