Thursday, September 09, 2004

Jakarta Bombing (again)

Kamis 9 September 2004 sekitar jam 10.28 pagi terjadi ledakan bom di depan kedubes Australia yang terletak di jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Selanjutnya bla bla bla, tentunya temen2 juga tau kejadian ini dari berita TV, radio, internet, email deelel. Ini kejadian untuk kesekian kalinya pemboman di Indonesia.

Terorisme? mungkin! tapi yang pasti itu adalah sebuah tindakan kriminal. Kenyataannya tidak ada satu pun pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas kejadian tersebut sebagaimana mestinya jika itu adalah sebuah terorisme. Juga ketidakjelasan apa motif dibalik pemboman tersebut. Jika itu adalah sebuah terorisme, motifnya jelas : politik! Namun hingga kini tidak ada tuntutan politik apa pun dari pihak pelaku pemboman. Biasanya pihak pelaku akan menginginkan sebuah perundingan untuk mengajukan tuntutan politiknya, seperti yang dilakukan teroris-teroris sejati semacam IRA yang memiliki sayap militer untuk melakukan teror dan sayap politik untuk memperjuangkan kepentingan politiknya.

Tapi dari ketiga pemboman (bom Bali, Marriot dan Kuningan) yang terjadi di Indonesia, tidak ada yang mengaku bertanggungjawab atas pemboman tersebut. Mungkinkah itu hanya sebuah kriminal biasa seperti kapak merah yang tidak segan-segan menghabisi nyawa korbannya? Bukankah kapak merah pun tidak pernah mengakui hasil perbuatannya? Namun yang pasti pelaku pemboman tersebut adalah kriminal tingkat tinggi tapi terlalu pengecut untuk mengaku sebagai teroris. Entah apa tujuannya? Mungkin hanya mencari sensasi sesaat. Ya, hanya sesaat, karena berita ini hanya santer untuk beberapa minggu saja. Setelah itu kita televisi kita kembali akan dipenuhi berita Pemilu dan tetek bengek tentang selebritis.

Lalu apa saja kerja pemerintah dan aparat kita? Kenyataannya pemerintah dan aparat tidak dapat melindungi warga negaranya. Dengan mudahnya kita dapat terbunuh setiap saat dengan cara mengerikan dan membiarkan pelaku pemboman terbahak-bahak melihat ketololan demi ketololan yang terjadi setiap saat.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home