Wednesday, September 15, 2004

Ancaman Bom di Wisma 46

Ancaman Bom di Wisma 46
Selasa kemaren tanggal 14 September 2004, saat gw lagi asik-asiknya maen game kerja, gw dapet sms dari temen gw "Mal, di wisma 46 ada ancaman bom yah? kok orang-orang pada keluar dari gedung itu?" dan karena gw lagi serius kerja *ini beneran kerja, bukan maen gaple* ditambah lagi kordinasi antara otak dan jempol yang payah, gw pun reply dengan ngasal : "masa sih ada bom lagi? paling-paling juga tuh orang-orang belon pada bayar sewa gedung". Ga nyampe 3 menit temen gw reply lagi : "ga mungkin ah, masa banyak banget orang yg keluar".

Setelah gw ngecek sendiri ternyata emang bener, dari jendela gw liat banyak banget orang pada ngumpul di pelataran parkir wisma 46. Ini mungkin kejadian untuk yang ke sekian kalinya ancaman bom di wisma 46, kebanyakan emang cuma ancaman doang, tapi pernah juga sekali ada ancaman bom, lalu bomnya emang beneran ada dan... meledak! Untungnya bom yang meledak di toilet itu ga mengakibatkan jatuh korban. Gimana coba kalo ancaman tadi itu ternyata beneran dan misalnya ada mobil pick-up lewat di depan starbukcs wisma 46 dan blarrr!!! Kebayang kan betapa sedihnya pria-pria yang suka nongkrong sore-sore after office hour di Starbucks wisma 46 yang notabene salah satu ato dua waitressnya ada yang kece.

Tapi beberapa kali kejadian ancaman pemboman di wisma 46 membuat para karyawan yang kerja di gedung itu jadi tidak panik begitu dengar adanya ancaman bom. Para karyawan *dan karyawati tentunya* dengan tertib keluar mengosongkan gedung seperti yang diperlihatkan dalam foto di bawah ini hasil karya seorang fotografer kawakan yang sudah bertaun-taun malang melintang hunting di wisma 46.
ini siapa yaaah...?

Thursday, September 09, 2004

Jakarta Bombing (again)

Kamis 9 September 2004 sekitar jam 10.28 pagi terjadi ledakan bom di depan kedubes Australia yang terletak di jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Selanjutnya bla bla bla, tentunya temen2 juga tau kejadian ini dari berita TV, radio, internet, email deelel. Ini kejadian untuk kesekian kalinya pemboman di Indonesia.

Terorisme? mungkin! tapi yang pasti itu adalah sebuah tindakan kriminal. Kenyataannya tidak ada satu pun pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas kejadian tersebut sebagaimana mestinya jika itu adalah sebuah terorisme. Juga ketidakjelasan apa motif dibalik pemboman tersebut. Jika itu adalah sebuah terorisme, motifnya jelas : politik! Namun hingga kini tidak ada tuntutan politik apa pun dari pihak pelaku pemboman. Biasanya pihak pelaku akan menginginkan sebuah perundingan untuk mengajukan tuntutan politiknya, seperti yang dilakukan teroris-teroris sejati semacam IRA yang memiliki sayap militer untuk melakukan teror dan sayap politik untuk memperjuangkan kepentingan politiknya.

Tapi dari ketiga pemboman (bom Bali, Marriot dan Kuningan) yang terjadi di Indonesia, tidak ada yang mengaku bertanggungjawab atas pemboman tersebut. Mungkinkah itu hanya sebuah kriminal biasa seperti kapak merah yang tidak segan-segan menghabisi nyawa korbannya? Bukankah kapak merah pun tidak pernah mengakui hasil perbuatannya? Namun yang pasti pelaku pemboman tersebut adalah kriminal tingkat tinggi tapi terlalu pengecut untuk mengaku sebagai teroris. Entah apa tujuannya? Mungkin hanya mencari sensasi sesaat. Ya, hanya sesaat, karena berita ini hanya santer untuk beberapa minggu saja. Setelah itu kita televisi kita kembali akan dipenuhi berita Pemilu dan tetek bengek tentang selebritis.

Lalu apa saja kerja pemerintah dan aparat kita? Kenyataannya pemerintah dan aparat tidak dapat melindungi warga negaranya. Dengan mudahnya kita dapat terbunuh setiap saat dengan cara mengerikan dan membiarkan pelaku pemboman terbahak-bahak melihat ketololan demi ketololan yang terjadi setiap saat.